AWWALAN

Jumat, 14 September 2012

HAJI MABRUR

Haji Mabrur
 
 
 
 Setiap penatar manasik haji, tdk pernah lupa menyitir hadis “Alhajjul mabruur laisa lahu jazaa-un illal jannah” (Haji Mabrur balasannya hanyalah sorga). Lalu, biasanya mendoakan calon jamaah haji agar hajinya mabrur. Dan mrk yg ditatar srentak mengucap “Amin!” dg semangat.
Tapi aku belum pernah mendengar penatar menerangkan apa itu HAJI MABRUR, kemabrurannya haji itu bagaimana. Anehnya, yg ditatar pun tak ada yg menanyakannya. Seolah-olah semuanya menganggap itu sdh dipahami, tak perlu diterangkan lagi. Apakah benar demikian? Aku ragu.
Soalnya setiap penataran, materinya hampir dipastikan itu2 saja. Bagaimana thawaf, bagaimana sa’i, bagaimana wukuf, apa saja doa2nya. Padahal THAWAF itu hanya ber-putar2 mengelilingi Ka’bah. SA’I hanya mondar-mandir Shafa-Marwah. WUKUF hanya berdiam diri di Arafah. Selebihnya melempar Jamrah. Masak ber-putar2, mondar-mandir, berdiam diri, dan melempar saja ditatarkan. Se-bodoh2 org, tak akan salah memutari Ka’bah. Kalau salah, pasti akan ketabrak org. Mondar-mandir Shafa-Marwah malah sudah dibuatkan 2 jalur. 1 dr Shafa, 1 dr marwah. Apalagi berdiam diri (wukuf) dan melempar (jumrah); bagaimana ditatarkan? Yg lebih absurd lagi, banyak yg membuat ka’bah tiruan permanen.
Mungkin bnyk yang lupa bhw ibadah haji itu ibadah ‘amaliyah’. Artinya ~ tdk seperti shalat~ asal niat, laku dan tindakannya benar, sah. Bacaan2 tidak wajib. Sedangkan doanya tidak harus bahasa Arab. Kembali ke soal mabrurnya haji. Dari riwayat yg pernah kubaca, ternyata kemabrurannya haji memang bukan mengenai ritual itu saja, tapi lebih kepada amaliah sosialnya. Seperti silaturahim dan menolong sesama. Wallahu a’lam.
oleh : KH. Mustofa Bisri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar